TNews, SULTENG – Anggota DPRD Tojo Una-Una dari Fraksi NasDem, Jafar M. Amin, mendukung dan mendesak pemerintah setempat untuk segera menertibkan mesin capit boneka yang marak ditemukan di berbagai tempat di wilayah tersebut. Jafar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi dampak negatif yang ditimbulkan dari permainan tersebut, terutama terkait dengan kecanduan pada anak-anak.
Menurut Jafar, jika permainan mesin capit boneka terbukti mengandung unsur perjudian, maka langkah tegas harus segera diambil oleh pemerintah untuk menghentikannya. “Jika permainan itu tidak ada indikasi judi, tidak masalah. Tapi kalau ada, harus dihentikan,” ujar Jafar M. Amin dalam pernyataannya di Hotel Lawaka, Dondo, Kecamatan Ratulindo, pada Kamis (9/1/2025).
Politisi Partai NasDem ini menekankan bahwa mesin capit boneka dapat menimbulkan dampak buruk, terutama bagi anak-anak yang mudah terjebak dalam kecanduan permainan semacam ini. “Kita khawatirkan jika ini dibiarkan berlarut-larut, maka dampak negatifnya bisa semakin meluas, merusak generasi muda kita. Pemerintah harus segera bertindak untuk melindungi masyarakat,” lanjutnya.
Jafar M. Amin semakin mempertegas dukungannya terhadap penertiban mesin capit boneka setelah mendengar bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa mesin tersebut termasuk dalam kategori perjudian. “Jika MUI sudah mengeluarkan fatwa bahwa itu judi, kami tentu mendukungnya, karena MUI adalah lembaga yang sah di negara ini,” tambah Jafar.
Ia pun berharap pemerintah daerah segera merespons dengan tindakan nyata untuk menangani permasalahan ini demi kebaikan masyarakat Tojo Una-Una. Menurutnya, langkah cepat dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menghindari potensi kerugian yang lebih besar bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif.
Jafar menegaskan, sebagai wakil rakyat, ia akan terus mendesak agar kebijakan yang melindungi kepentingan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan perjudian, segera diterapkan di Kabupaten Tojo Una-Una.
Reporter: [Jefry Dako]
