TNews, TOUNA – Kepala Desa Motobiaiy, Kecamatan Togean, Moh. Radun, melayangkan kritik keras terhadap kunjungan beberapa oknum anggota DPRD Tojo Una-Una (Touna) yang dilakukan pada Jumat, 18 April 2025 bertepatan dengan hari libur nasional.
Ia menilai kunjungan tersebut tidak sesuai prosedur dan justru berpotensi menimbulkan konflik antarwarga.
Dalam sebuah video yang di posting di akun Fecebook Radun mempertanyakan legalitas dan etika kunjungan para anggota legislatif tersebut yang dilakukan tanpa koordinasi dengan pemerintah desa.
Ia menilai tindakan itu telah membentuk kelompok-kelompok kecil di tengah masyarakat yang memicu ketegangan dan potensi keributan di dalam kampung.
Persoalan ini pertama kali mencuat di media sosial, khususnya di Facebook, setelah Moh. Radun mengunggah video dan foto kunjungan tersebut.
Dalam unggahan itu, ia menyebut adanya kata-kata kasar yang dilontarkan oleh salah satu anggota DPRD yang dianggap tidak pantas dan tidak mencerminkan sikap seorang pejabat publik.
“Kalau memang kunjungan atas nama pemerintah, bawa masyarakat kumpul di kantor desa, ajak diskusi, serap aspirasi itu yang seharusnya dilakukan. Tapi kalau datang sembarangan, tunjuk-tunjuk proyek seenaknya, sok menilai ini-itu, itu saya anggap tidak tahu sopan santun,” tegasnya.
Lebih lanjut, Radun juga mengecam pernyataan salah satu anggota DPRD yang dinilainya kasar dan tidak mencerminkan perilaku seorang wakil rakyat. Ia menyebut ucapan tersebut sebagai “bibir-bibir yang tidak terdidik yang keluar dari keppalanya”.
“Kami, pemerintah desa Matobiaiy, merasa sangat keberatan atas kejadian ini. Kami berencana mengirimkan surat resmi kepada Badan Kehormatan DPRD Touna agar tindakan ini segera ditindaklanjuti,” sambungnya.
Radun meminta agar tindakan para oknum yang terlibat segera ditindaklanjuti karena dinilai melanggar kode etik dan menciptakan suasana yang tidak kondusif.
Pantauan media ini salah satu anggota DPRD Touna, Jafar M. Amin, memberikan klarifikasi melalui kolom komentar unggahan Radun.
Ia menyatakan bahwa kunjungan itu merupakan tindak lanjut atas laporan masyarakat terkait rencana pembangunan jalan oleh pemerintah desa yang dianggap akan memakan sebagian lahan lapangan sepak bola.
“Kami ke Desa Matobiaiy dalam rangka menindaklanjuti laporan warga. Karena warga yang memprotes pembangunan itu juga telah dilaporkan oleh kepala desanya ke aparat penegak hukum (APH), maka meskipun hari libur, kami merasa perlu turun langsung,” ujar Jafar.
Ia menyebut lima anggota DPRD yang turun ke lapangan adalah Zainal Muluk Lapangandong (Ketua Komisi I), Nurlan A. Tondu (Komisi II), Ilham Lamahuseng (Wakil Ketua Komisi III), Gamarudin (Sekretaris Komisi III), serta dirinya sendiri.
“Setelah kami cek langsung, kami menemukan berbagai persoalan yang tidak perlu saya ungkapkan di sini. Hari Senin ini, kami berencana melakukan rapat lanjutan untuk menentukan langkah atas temuan kami di lapangan,” tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak DPRD Touna secara kelembagaan terkait polemik tersebut.*
Peliput: Jefry