Lahirnya Pasukan Elit Muda Buol: Ansor Gelar Diklatsar Bersejarah

TNews,BUOL- Aula Kantor Kelurahan Kulango bergemuruh pada Jumat (21/06) pagi.Bukan karena demonstrasi atau acara hiburan, melainkan oleh semangat membara puluhan pemuda yang siap menjadi garda terdepan bangsa. Ya, Gerakan Pemuda Ansor Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Biau baru saja membuka tirai Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Angkatan Pertama mereka.

“Ini bukan sekadar pelatihan biasa,” tegas Moh Syam Manto, S.KM, Ketua PC Ansor Buol dengan mata berbinar. “Kami sedang menempa generasi emas Buol, penerus perjuangan para kiai yang telah mempertaruhkan nyawa demi NKRI.”

Manto bukan sekadar berbicara. Diklatsar kali ini dirancang bak pelatihan pasukan elit. Selama dua hari penuh, para peserta tidak hanya digembleng ideologi kebangsaan, tapi juga dilatih fisik dan mental layaknya prajurit tangguh.

“Bayangkan, di pagi hari mereka belajar sejarah perjuangan bangsa, siangnya berlatih bela negara, dan malamnya diuji ketahanan mental di alam terbuka,” ungkap Ramli Bantilan, ketua panitia, dengan bangga.

Yang membuat acara ini semakin istimewa adalah kehadiran para pejabat tinggi Buol. Pj. Sekretaris Daerah Buol, Ir. Usman, M.Si, bahkan menyempatkan diri memberi sambutan. “Ansor bukan hanya organisasi pemuda biasa. Mereka adalah benteng terakhir NKRI di Buol,” pujinya.

Diklatsar ini juga menjadi ajang unjuk gigi teknologi pelatihan terkini. Para instruktur memadukan metode klasik dengan simulasi digital. “Kami ingin peserta tidak hanya paham teori, tapi juga siap menghadapi tantangan era digital,” jelas salah satu instruktur.

Di sela-sela pelatihan, terdengar cerita-cerita inspiratif. Ada peserta yang rela berjalan kaki puluhan kilometer demi mengikuti Diklatsar ini. “Saya ingin menjadi pemuda yang tidak hanya bisa bicara, tapi juga bertindak untuk bangsa,” ujar Andi, salah satu peserta, dengan mata berkaca-kaca.

Menariknya, Diklatsar ini tidak hanya diikuti oleh pemuda Muslim. Beberapa peserta non-Muslim juga terlihat antusias mengikuti pelatihan. “Ansor mengajarkan kami bahwa cinta tanah air tidak mengenal batas agama,” ungkap Maria, peserta Kristen, penuh semangat.

Di penghujung hari pertama, Manto menutup dengan pernyataan yang menggugah: “Hari ini, kita bukan hanya melatih pemuda. Kita sedang membentuk pahlawan-pahlawan baru untuk Buol dan Indonesia.”

Din

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *