TNews, PALU – Para pengusaha transportasi dan angkutan barang di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengalami penderitaan bertahun-tahun akibat kelangkaan pasokan bahan bakar solar. Mereka terpaksa menghabiskan berjam-jam bahkan seharian penuh untuk antri demi mendapatkan pasokan solar yang sangat dibutuhkan di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi para pengusaha transportasi dan angkutan barang di Kota Palu untuk menghabiskan waktu berharga mereka hanya demi mendapatkan beberapa liter solar di SPBU. Mereka harus rela mengantri dengan sabar di depan stasiun pengisian atau distributor solar, berharap bisa mendapatkan barang yang mereka butuhkan.
Seorang pengusaha transportasi, Budi Santoso, mengungkapkan kekesalannya terhadap situasi ini. “Setiap hari, kami harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar. Kami tidak bisa fokus pada bisnis kami karena harus terus-menerus mengurus masalah kelangkaan ini. Kami merasa sangat tidak efisien dan kecewa dengan pelayanan yang kami terima,” ungkapnya kesal.
Kelangkaan solar juga berdampak buruk pada biaya operasional para pengusaha. Mereka harus membayar harga yang jauh lebih tinggi karena harus menunggu berjam jam di SPBU untuk mengisikan solar pada kendaraannya yang sangat langka. Hal ini tentu sangat merugikan bagi para sopir dan pengusaha angkutan karena bisnis angkutan barang semakin tidak menguntungkan.
Para pengusaha transportasi dan angkutan barang ini berharap adanya solusi yang lebih baik dari pemerintah dan Pertamina yang terlibat dalam distribusi solar di Kota Palu. Mereka menyuarakan pentingnya pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan pasokan solar serta peningkatan efisiensi dalam distribusi agar bisa memenuhi kebutuhan mereka secara tepat waktu.
Masyarakat pengusaha transportasi dan angkutan barang di Kota Palu berharap agar kelangkaan solar segera mendapatkan solusi yang tuntas. Dengan adanya pasokan solar yang memadai, para pengusaha akan dapat menjalankan bisnis mereka dengan lebih efisien dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kota Palu.*
Peliput : Petrus