Kepala Desa Tamadue, Krismat Ndundu, SE Pimpin Penghijauan 125 Hektar di Pegunungan Petingkea

Gambar : Kegiatan penanaman penghijauan untuk memulihkan dan melestarikan ekosistem di Pegunungan Petingkea, (23/5/2024).

TNews, POSO – Tamadue, 23 Mei 2024. Kepala Desa Tamadue Kecamatan Lore Timur Kabupaten Poso, Krismat Ndundu, SE., memimpin kegiatan penghijauan besar-besaran di Pegunungan Petingkea yang mencakup area seluas 125 hektar. Proyek ini merupakan inisiatif bersama yang didukung oleh anggaran dari Kementerian Kehutanan, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan di tingkat komunitas.

Kawasan penghijauan tersebut dibagi menjadi dua kategori wilayah tanaman. Kelompok Tani Hutan MOHIMADA MAROA bertanggung jawab atas 100 hektar area yang akan ditanami tanaman pinus. Sementara itu, Kelompok TANI HUTAN FAJAR WINUA mengelola 25 hektar lainnya dengan menanam pohon durian, alpukat, dan kemiri.

Pelaksanaan penanaman bibit pohon pinus dan buah-buahan ini dilakukan oleh umat dari Gereja Katolik dan GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah), yang terbagi menjadi tujuh subkelompok, yaitu:

1. Sub Kelompok Musafir
2. Sub Kelompok Sion
3. Sub Kelompok Imanuel
4. Sub Kelompok Maranatha
5. Sub Kelompok Efrata
6. Sub Kelompok Zaitun
7. Sub Kelompok Katolik

Kepala Desa Krismat Ndundu menyatakan, “Penghijauan ini adalah langkah penting untuk memulihkan dan melestarikan ekosistem di Pegunungan Petingkea. Dukungan dari Kementerian Kehutanan sangat membantu kami dalam merealisasikan program ini, dan kerja sama antara berbagai kelompok tani dan umat gereja menunjukkan kekuatan komunitas kami dalam menjaga lingkungan.”

Gambar : Kepala Desa Tamadue saat mengarakan batas batas area yang akan di tanam pohon pinus di pegunungan Petingkea.

Masyarakat desa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berpartisipasi dengan antusias dalam penanaman ini. Setiap subkelompok bekerja dengan semangat gotong-royong, memastikan setiap bibit pohon ditanam dengan baik dan siap untuk dirawat hingga tumbuh besar.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memulihkan ekosistem lokal serta menciptakan sumber daya yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomis, diharapkan proyek ini tidak hanya akan memperbaiki kondisi lingkungan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui hasil panen pohon buah-buahan di masa depan.

Selain tujuan ekologis, proyek penghijauan ini juga memiliki tujuan sosial dan ekonomi. Dana yang diperoleh dari hasil penghijauan ini nantinya akan dipergunakan untuk membiayai pembangunan gereja-gereja yang ada di Desa Tamadue oleh umat masing-masing. Dengan menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomis, seperti pinus, durian, alpukat, dan kemiri, diharapkan proyek ini tidak hanya akan memperbaiki kondisi lingkungan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Umat Katolik di Desa Tamadue turut menunjukkan dukungan mereka dalam kegiatan tersebut dengan mengkoordinir segmen mereka dalam acara tersebut. Yohanes P. Mandili, koordinator umat Katolik, menambahkan bahwa kegiatan ini juga memperkuat solidaritas antar umat beragama di Desa Tamadue. “Dengan bekerja bersama, kami tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam benih kebersamaan dan kerukunan,” ujarnya.

Penghijauan ini diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menjaga lingkungan dan menunjukkan bahwa kerja sama lintas kelompok dapat menghasilkan dampak positif bagi komunitas secara keseluruhan.*

Peliput : Petrus

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *