Mengikuti Panggilan dengan Tanggung Jawab : Kisah Anak-Anak di Gereja St. Franciscus Xavirius Alitupu Quasi Paroki Kristus Raja Damai

Gambar : Mengikuti Panggilan dengan Tanggung Jawab: Kisah Anak-anak di Gereja St. Franciscus Xavirius Alitupu quasi Paroki Kristus Raja Damai, (21/4/2024).

TNews, WUASA NAPU – Pada 21 April 2024, Hari Minggu panggilan menjadi momen penuh makna bagi anak-anak di gereja St. Franciscus Xavirius Alitupu Quasi Paroki Kristus Raja Damai, menjadi saksi dari berbagai panggilan yang dijawab oleh anak-anak dalam gereja. Mereka menjadi simbol dari berbagai profesi seperti TNI, polisi, perawat, suster, pastor, petani, dokter, dan masih banyak lagi.

Gereja mengingatkan bahwa panggilan tidak hanya untuk anak-anak, namun juga untuk semua orang. Panggilan untuk melayani Allah dan sesama bisa dimulai sejak kecil dengan tanggung jawab. Orang-orang diimbau untuk menyediakan diri dan menanggapi panggilan dengan penuh tanggung jawab.

Dalam misa tersebut, anak-anak Sekolah Kateketik Misi (SEKAMI) di Sekolah St. Franciscus Xavirius Alitupu mengenakan pakaian yang menggambarkan panggilan mereka masing-masing. Ada yang mengenakan pakaian imam, suster, TNI, polisi, petani, dan profesi lainnya. Semua ini mengingatkan kita bahwa panggilan datang dalam berbagai bentuk dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

Para pembimbing di Sekolah St. Franciscus Xavirius Alitupu merasa bangga dengan kesediaan anak-anak untuk mengikuti misa tersebut. Mereka menjadi teladan bagi semua orang tentang pentingnya merespon panggilan dengan tanggung jawab dan ketulusan hati. Semoga anak-anak ini terus dipenuhi semangat untuk melayani Allah dan sesama dengan penuh kasih sayang.

Dalam kotbahnya pada Minggu panggilan ini, Pastor Akrius Fidelis Labia PR di gereja St. Franciscus Xavirius Alitupu Paroki persiapan Wuasa dengan jelas memaparkan arti dan Magna dari Minggu panggilan. Ia mengajarkan bahwa Tuhan adalah gembalaku dan takkan kekurangan aku. Tuhan mengenal domba-dombanya dan merawat mereka dengan cinta yang tulus. Dia selalu waspada pada mereka dan siap untuk menyelamatkan mereka dari bahaya binatang buas dan penjudi. Sebagai gembala yang baik, Tuhan tidak pernah memikirkan keuntungan dirinya sendiri yang tidak bertanggung jawab.

Sebagai orang Katolik, kita adalah umat yang diterimakan dan dijaga oleh Tuhan Yesus dengan tubuh dan darahnya. Yesus berpihak kepada kita dengan menunjukkan kasih Bapa melalui pengorbanan dirinya di kayu salib. Yesus adalah gembala yang baik yang tidak akan membiarkan domba-dombanya tersesat di jalan yang keliru. Oleh karena itu, kita sebagai umat dipanggil untuk memberi benih harapan dan membangun perdamaian di tengah-tengah dunia yang semakin kacau. Namun, kita sulit untuk membangun benih harapan dan perdamaian jika kita hanya memikirkan keegoisan diri sendiri dan memelihara kejahatan.

Setelah momen kebersamaan dalam Misa dan jamuan makan, peserta SEKAMI ST. FRANCISCUS XAVERIUS ALITUPU tak menyia-nyiakan waktu untuk melanjutkan serangkaian kegiatan yang diisi dengan semangat dan keceriaan. Dibimbing oleh para pembina diantaranya adalah Ibu Yuliandari Cs. yang tidak hanya piawai, tetapi juga memancarkan pesona kecantikan, acara dibanjiri dengan beragam permainan dan lomba yang menggugah semangat persaingan serta kekompakan. Ini adalah momentum yang mempererat ikatan persaudaraan di tengah-tengah keceriaan dan semangat yang menggelora.

Kita dipanggil untuk menjadi gembala yang baik dengan melakukan tindakan yang baik, bertanggung jawab, dan penuh kasih sayang yang berpusat pada Tuhan Yesus. Kita harus mengikuti contoh-Nya dan menunjukkan kasih-Nya kepada sesama manusia. Dengan begitu, kita dapat menjadi gembala yang baik yang tidak hanya merawat domba-dombanya, tetapi juga memimpin mereka kepada jalan yang benar dan membawa mereka dekat dengan Tuhan.*

Peliput : Petrus

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *