Matinan Mengikat Janji dengan Kerajaan di Istana Buol

Proses Lamaran Putri Raja Buol oleh Keluarga Abas Suleman dari Desa Matinan, Kamis (19/4) Malam. (Foto : Ludin/TNews)

TNews,BUOL– Kegembiraan menyelimuti Istana Kerajaan Buol saat prosesi lamaran adat digelar oleh keluarga Abas Suleman dari Desa Matinan, Kecamatan Gadung. Momen bersejarah ini menandai pertemuan dua hati, di mana Mohamad Ikbal, putra dari kampung Matinan, melamar Sriayudian Ningrum S. Turungku yang merupakan putri semata wayang Raja Buol Mohammad Safri Turungku.

Pada Kamis (19/4) malam, tata cara adat yang menjunjung tinggi budaya Kerajaan Buol terjalin dalam prosesi sakral ini.

Nurhayati Pagisih, Dewan Adat sekaligus penanggung jawab tradisi, menjelaskan bahwa upacara diawali dengan Mobuyae, pembicaraan awal antara kedua keluarga terkait rencana lamaran.

“Setelah itu, kami memasuki Molyako Nikah, di mana hal-hal seperti mahar dan tanggal pernikahan dirundingkan,” ungkapnya.

Bukan hanya momen spesial bagi Sriayudian Ningrum, prosesi ini juga menjadi kesempatan berharga bagi Mohamad Ikbal untuk mempersunting putri sang raja. Keluarga calon mempelai hadir memeriahkan acara istimewa ini.

“Tradisi seperti ini menjadi bagian penting dalam melestarikan adat istiadat Kerajaan Buol. Kami berharap pasangan ini dapat membina rumah tangga yang bahagia dan selalu menghormati budaya leluhur,” tutur Nurhayati.

Seluruh rangkaian acara berjalan dengan khidmat dan penuh kemeriahan dalam balutan nilai-nilai luhur budaya Buol, menambah semarak perhelatan istana di tanah Sulawesi Tengah.

Diketahui, dalam proses pernikahan nanti, kedua calon pengantin akan melalui 12 tahapan prosesi adat, yaitu Mobuyae/Monguyokap, Molyako Nikah, Motanduan, Mopopake Bore, Mongoyondigi, Motari Bongo, Momaca Nikah, Modovu Unggag, Mopopake Samada, Payaganon, Mopoayom, dan Keselamatan.

(Ludin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *